Assalamu'alaikum wr. wb
pada kesempatan ini, admin akan memberikan tentang Teknologi EDGE. Pada kesempatan sebelumnya admin mem-post tentang Teknologi GPRS
EDGE |
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) merupakan teknologi evolusi
dari GSM dan IS-136. Teknologi ini memiliki kecepatan 3 kali lipat jika
dibandingkan dengan teknologi GPRS atau sekitar 384 kbps - 473,6 kbps
(jika dibulatkan menjadi 48 KB/s - 59,2 KB/s) sehingga dapat mengakses
internet dengan kecepatan transfer data yang lumayan cepat.
Teknologi
EDGE juga bisa disebut dengan teknologi 2.75 G. Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, efesiensi spektrum, dan memungkinkannya penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasitas.
Sejarah EDGE
EDGE mengalami perkembangan dari beberapa generasi terdahulu. Perkembangan teknologi ini didahului oleh AMPS sebagai teknologi komunikasi seluler
generasi pertama pada tahun 1978, hingga tahun 2006,
perkembangan nya sudah sampai pada teknologi generasi ke-4, walaupun
masih dalam tahap penelitian dan uji coba.
GSM sendiri sebagai salah
satu teknologi komunikasi mobile generasi kedua, merupakan teknologi
yang saat ini paling banyak digunakan di berbagai negara. Dalam
perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara dan data
berkecepatan rendah (9.6 - 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi GPRS
yang mampu menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang lebih
baik, 115 kbps.
Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system
komunikasi mobile yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang
lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini kemudian diperkenalkanlah
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang mampu menyalurkan
data dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.
Implementasi EDGE
Seperti namanya, EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution), adalah
teknologi yang dikembangkan dengan teknologi dasar GSM dan GPRS. Sebuah
sistem EDGE dikembangkan dengan tetap menggunakan perangkat yang
terdapat pada jaringan GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak bisa sendiri. Sebuah
sistem GPRS terdiri dari SGSN (Serving GPRS Support Node) dan GGSN
(Gateway GPRS Support Node), yang merupakan jaringan corenya, yang
ditambahkan pada sebuah jaringan GSM sebelumnya.
Sedangkan pada sisi
radionya, jaringan GPRS membutuhkan penambahan PCU pada perangkat radio
jaringan GSM sebelumnya. Gambar di bawah ini menunjukan diagram jaringan
GPRS secara umum.
Pengimplementasian EDGE pada jaringan existing GPRS hanya memerlukan
penambahan pada sisi radio aksesnya saja. Sedangkan pada sisi jaringan
intinya, EDGE menggunakan perangkat dan protokol yang sama dengan yang
digunakan pada jaringan GPRS sebelumnya.
Perbedaan jaringan GPRS dan
EDGE hanya terdapat pada sisi radio akssnya saja, sedangkan pada sisi
jaringan intinya, EDGE dan GPRS menggunakan peranti dan protokol yang
sama. Sebuah jaringan GPRS dapat diupgrade menjadi sebuah jaringan
dengan sistem EDGE hanya dengan menambahkan sebuah EDGE Transceivier
Unit (TRU) pada sisi radio aksesnya.
EDGE
adalah sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan data pada pranala radio
GSM. Dengan menggunakan teknik modulasi dan skema pengkodean yang
berbeda dengan sistem GPRS sebelumnya, serta dengan melakukan pengaturan
pada pranala protokol radionya, EDGE menawarkan kapasitas yang secara
signifikan jauh lebih besar dari yang dimiliki oleh system GPRS. Jadi
secara umum ada tiga aspek teknik baru pada EDGE jika kita bandingkan
dengan GPRS, yaitu
- Teknik Modulasi
- Teknik Coding
- Radio Access Network (RAN)
Di Indonesia, teknologi EDGE sudah berkembang selama beberapa tahun
sejak tahun terakhir EDGE. Perkembangan teknologi GSM di Indonesia
bergulir secara pesat dimulai dengan penggelaran secara serempak dual
band (GSM 900 dan 1800) dan dilanjutkan penggelaran GPRS secara
serempak, telah berhasil menghantar industri memasuki fase 2,5 secara
tidak terasa.
Belum lama teknologi 2,5G bergulir, lahirlah teknologi 3G
yang membawa revolusi dalam teknologi seluler Indonesia. Beberapa
provider di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel, dan Excelcomindo
berlomba- lomba menciptakan inovasi baru dengan mengusung teknologi 3G.
Banyak masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di kota
besar deperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya yang menggunakan berbagai layanan 3G yang tersedia seperti panggilan video, download content, akses internet kecepatan tinggi, dll.
Perlu diketahui, EDGE memiliki kecepatan downlink mencapai 236
Kbps, cukup cepat jika dibandingkan dengan GPRS standar yang memiliki
kecepatan sekitar 50 Kbps. Karena hal tersebut pula teknologi EDGE atau
GPRS juga dikenal dengan nama teknologi 2,75G.
Mungkin ini saja yang dapat admin sampaikan kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamu'alaikum wr. wb
Mungkin ini saja yang dapat admin sampaikan kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamu'alaikum wr. wb
0 komentar:
Posting Komentar